Menyeruak lebih dalam Hotel Majapahit - Surabaya

5.23.2010



Jika anda memasuki Hotel majapahit-Surabaya dan masuk lebih kedalam anda akan menemukan beberapa kamar disisini kakan dan kiri banguan lama ini, dan cobalah anda untuk duduk didepan salah satu kursi teras yang ada di depan kamar yang ada di sebelah Timur, menataplah kedepan, maka anda akan mendapatkan pemandangan seperti foto diatas, terlihat bersih, sejuk dan asri, sungguh dambaan hati yang sedang ingin menikmati suasana yang sepi dan mendayu-dayu, sunguh suasana yang tenang dan teduh merasuk ke seluruh relung tubuh lelah ini.

Dan ketika saya menyusuri lorong-lorong kamar yang ada di hotel ini, saya tertarik dengan ornamen ukiran yang ada disetiap sandaran kursi teras di muka kamar.Saya yakin bahwa kursi-kursi inipun sebetulnya memiliki sejarah seirama dengan sejarah hotel itu sendiri, menemani keberadaan para tamu yang berkesempatan menginap di hotel yang dibangun sejak 1 Juni 1910.


Menyusuri tiap lorong-lorong yang ada didalam hotel ini sungguh anda seolah merasakan anda berjalan dalam ruang yang jauh dan sepi, suasana ini tercipta lantaran selama kita menyusuri lorong ini relatif sangatlat panjang dan kiri kanannya dalam suasana yang sama, dan ketika saya mencoba mengabadikan lewat foto, saya menemukan keindahan sebuah lorong yang sepi dan panjang ini.

 
Ada yang manarik dari penyeruakan saya di lorong-lorong hotel tua ini, oleh sahabat saya diberi tahu salah satu kamar yang dahulunya pernah ditempati oleh Jendral Malaby, jendral yang saat itu menjadi komando perang dasyat di kota Pahlawan ini, antara tentara Belanda dengan arek-arek Suroboyo yang gagah berani, dan oleh siapa [ sampai kini belum diketahui] jendral ini mati terbuhuh di daerah Jembatan Merah itu.

Satu lagi sebelum saya meninggalkan hotel ini untuk melanjutkan perjalanan ini saya, sempat masuk ke toilet yang ada di tengah lorong sebelah timur, dan menemukan peralatan urinoir yang sangat spesifik, antik dan menarik, sungguh saya merasa nyaman dan enak ketika saya menggunakan tempat kecing ini.
Meyusuri seluruh sudit-sudut hotel yang dulunya bernama Hotel Oranje ini dalam wakt satu jam, sangatlah kurang dibanding dengan keinginan tahuan saya pada sudt-sudt yang lain yang saya yakin masih belum saya jelajahi hari itu, tapi saya yakin bahwa saya dilain waktu akan kembali menghabiskan waktu untuk menjelajahi kembali hotel bintang lima ini.

Beberapa sudut Soerabaia dalam kenangan lama........

5.04.2010

Daerah ini menurut keterangan yang ada di foto ini adalah daerah Kayon, nampak disana adalah jembatan kayoo yang menjadi pratanda daerah ini.
Melihat fotonya dipastikan ini kayon dulunya merupakan daerah pinggir sungai yang masih sepi, lihat saja kiri kanan sungai, masih sepi dari bangunan yang ada, dan lihat di pojok jembatan terdapat satu bangunan, entah banguna  apa itu, saya sendiri tak mendapatkan data perihal itu. dan yang sekarang nampak beda adalah bahwa bibir sungai masih berupa tanah, belum diberi dinding seperti sekarang ini dan tentu masih dengan lebatnya pohon-pohon yang rindang di sisi kiri kanannya.


Foto diatas tentunya masyarakat luas pastilah akan mengenalnya, apalagi  bangunan yang ada dalam foto ini masih ada dan masih dipergunakan sebagai hotel, yakni hotel Majopahit yang dulunya bernama hotel Oranje, bahkan hotel ini telah menjadi hotel berbintang dan berkelas yang ada di Jl. Tunjungan-Surabaya.

Jembatan Cantian Surabaya, diliat dari foto yang kita dapat bentuknya masih sederhana, kanan kiri masih sedikit bangunan disana, tentu lain dengan keadaan sekarang, tapi setidaknya melihat foto ini kita akan segera membayangkan keadaan masa lampau sebuah lingkungan yang sudah sangat berubah dari jamannya.

Perlimaan di Jl. Bubutan ini masih seperti itu keberadaannya, hanya tentu sekarang bentuknya tidak seperti apa yang ada dalam foto ini, gedung yang nampak dalam foto itupun saya kira masih ada, hanya saja gedung itu sudah tertutup dengan besarnya papan reklame, apakah anda masih hafal kira-kira foto ini diambil dari sudut mana ?

Melihat foto ini saya bingung, antara iya atau tidak, apakah foto diatas adalah foto hotel Mojopahit ? saya sendiri ragu atau malah kalau tidak mau disebut ndeso.
Dilihat dari catatan yang ada dibawah foto itu yakin bahwa bangunan tersebut adalah hotel Tunjungan itu, tapi apakah dulu sebelum menjadi sekarang itu, bangunannya seperti dalam foto itu ? saya sendiri tak dapat catatannya.

Ini juga jembatan Cantikan, diambil dari sudut yang mana lagi ya dibanding dengan foto yang pertama tadi ?

nb: 
semua foto saya dapatkan dari toko Mirota Jl. Raya Gubeng
dan saya scan.