Memorabilia kota Magelang Jilid 1

2.24.2010

Sudah lama saya meninggalkan kota Magelang, begitu banyak kenangan-kenangan masa kecil saya yang tumbuh dan berkembang hingga dewasa yang ada dalam diri ini, banyak bermacam-macam kenangan yang masih menempel lekat dalam pikiran saya, mulai dari dinginnya kota Magelang sewaktu kecil itu yang sekarang setelah dewasa dinginnya kota yang berada di engah-tengah 5 gunung ini sudah jarang saya merasakan lagi, sekarang Magelang juga panas dan sedikit sumpek di jalur-jalur utama jalannya, sehingga hampir sama saja saya berada di kota besar dengan kota tempat lahir saya ini, hanya mungkin kalau malam menjelang, Magelang tampak sepi disana sini, bahkan saya kalau ingin mencari tempat kermaian harus berputar-putar kesana kemari hanya untuk mencari segerombolan orang yang sedang santai menikmati dinginnya malam hanya sekedar berharap bisa ketemu dengan orang-orang yang barangkali saya kenal kemudian ikut nimbrung cangkrukan, menghabiskan dinginnya malam di kota ini, namun setelah keliling kesana kemari akhirnya tidak ketemu juga dan pasti terakhir saya harus ke tengah kota, di alun-alun ini biasanya masih ditemukan keramaian sebagian masyarakat kota Magelang demi menghabiskan malamnya.
Meninggalkan kota Magelang seakan masih banyak kenangan-kenangan yang harus di ingat hanya untuk sekadar memuaskan keklangenan dan rasa rindu yang amat dalam pada seluruh kenangan yang ada di kota ini, dan tak terasa dalam perjalan menyusuri kenangan ini saya masih menemukan beberapa memorabilia yang masih segar dalam ingatan saya, sebut saja GEDUNG BUNDAR, gedung ini jelas masih teringat karena ketika saya dulu kalau ingin beli peralatan pancing untuk kemudian berjalan menuju ke tempat renang PISANGAN, saya tentu akan melewati jalan Majapahit dan menemukan gedung ini paling menyolok diantara sederetan gedung-gedung yang ada di jalan itu.
Selain itu pula saya juga akan selalu mengingat bangunan ini yang menjadi salah satu pratanda keberadaan alon-alon kota Magelang, yaitu patung Pangeran Diponegoro.
Patung ini benar-benar mengingatkan saya akan kenangan semasa SMP dulu, sebab saya masih ingat jelas, sewaktu diresmikannya patung ini saya ikut menjadi salah satu peserta yang ikut ambil bagian dalam obade [ menyanyi secara massal] oleh SMP kanisius Pendowo.

Tentu yang ak kalah pentingnya adalah bangunan yang ada dipojok sebelah barat area alon-alon ini, bangunan tua yang masih berdiri kokoh dan berfungsi ini, Water Tower, sebuah bangunan peninggalan Jaman Belanda yang sampai kini beradaannya sangat dibutuhkan bagi kebutuhan air minum masyarakat kota Magelang, karena dari sinilah air minum yang ada didistribusikan dari tempat ini.
Dan yang sangat-sangat masih sangat teringat dengan jelas kenangan memorabilia saya adalah jalan Pajajaran, jalan ini saya mengenalnya dengan jalan Kemirikerep.
Jalan ini dulu dekat dengan tempat tinggal saya yang lama, dimana jalan ini merupakan jalan utama saya jika kemana-mana, dan dari tempat yang tak jauh dari ini, disalah satu rumah yang ada di sekitar jalan ini aku dilahirkan.
Sungguh mengingat seluruh kenangan yang ada tidaklah cukup dapat mengobati rasa kangen saya akan kota kelahiranku.
Saya hanya berharap semoga tulisan kecil ini dapat menjadikan pengobat rindu, rindu pada tanah leluhur dan rindu pada semua memory yang tertinggal di Magelang.

4 komentar:

Toto Haryanto mengatakan...

Magelang memang tengah dalam proses perubahan. Kondisinya jauh sekali dibandingkan waktu kecil kita dulu. Satu hal yang membuatku prihatin adalah jurang perbedaan yang semakin melebar antara si kaya dan si miskin. Herannya lagi orang-orang ini tak malu2 memamerkan kekayaannya di tengah masyarakat yang semakin termarginalisasi.

Kang Eko mengatakan...

Ya bos, sebenarnya jurang itu sudah ada sejak kecil kita, hanya karena waktu itu kita kecil tidak pernah memikirkan hal2 spt itu, dan baru kemudian setelah kita dewasa dan tahu, maka perbedaan itu seolah baru ada...
Coba kita bayangkan, apakah dulu kita akan merasakan bahwa itu suatu perbedaan, kalau ternyata yang punya mobil kinyis2 waktu itu apakah dr saudara kita ? khan endak to bos ?
Tapi yang membuat saya masih bangga magelang adalah, kota itu tak pernah bisa saya lupakan sedetikpun..dan saya akan selalu merindukan, hiks.....[ kok dadi gembeng aku yo, nek ngomong ndeso]

didit mengatakan...

mas eko...coba kita kumpulkan lagi data2 siswa smp kanisius pendowo yang sudah bubar........

Kang Eko mengatakan...

mas didit, yang sebetulnya lebih akurat itu temen2 yg masih ada di mgl, kita yg sdh keluar dr magelang agak kesulitan, mungkin han ya lewat fb atau sarana lain, di fb khan sdh ada komunitas eks smp kanisius pendowo ? mugkin lewat itu juga bisa, mas didit ada fb atau blog, kita bisa kontak utk membhas hal ini .
makasih

Posting Komentar